Workplace Violence In Nursing Education: An Issue Of Workforce Retention

Workplace Violence in Nursing Education: An Issue of Workforce Retention

Workplace Violence in Nursing Education: An Issue of Workforce Retention

Pendahuluan

Workplace violence (WPV) adalah masalah serius yang dihadapi oleh perawat di seluruh dunia. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa 1 dari 5 pekerja kesehatan mengalami kekerasan di tempat kerja. Perawat, sebagai profesi yang berinteraksi langsung dengan pasien dan keluarga, lebih rentan mengalami WPV. WPV tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan fisik dan mental perawat, tetapi juga berdampak pada retensi tenaga kerja dan kualitas layanan kesehatan.

WPV di Pendidikan Keperawatan

WPV di pendidikan keperawatan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk kekerasan fisik, verbal, dan psikologis. Kekerasan fisik dapat berupa penyerangan, pukulan, atau cedera lainnya. Kekerasan verbal dapat berupa hinaan, ejekan, atau ancaman. Kekerasan psikologis dapat berupa intimidasi, pelecehan, atau diskriminasi.

Penelitian menunjukkan bahwa WPV di pendidikan keperawatan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:

  1. Lingkungan kerja yang tidak mendukung: Kekurangan staf, beban kerja yang berat, dan fasilitas yang tidak memadai dapat meningkatkan risiko WPV.
  2. Kurangnya pelatihan dan pendidikan: Kurangnya pelatihan dan pendidikan tentang WPV dapat membuat perawat tidak siap untuk menghadapi situasi yang berpotensi berbahaya.
  3. Kurangnya dukungan dari atasan: Kurangnya dukungan dari atasan dapat membuat perawat merasa tidak didukung dan tidak aman.
  4. Kultur organisasi yang tidak sehat: Kultur organisasi yang tidak sehat, seperti budaya hierarki yang ketat dan tidak ada mekanisme untuk melaporkan WPV, dapat meningkatkan risiko WPV.
  5. Workplace Violence in Nursing Education: An Issue of Workforce Retention

Dampak WPV pada Retensi Tenaga Kerja

WPV dapat memiliki dampak yang signifikan pada retensi tenaga kerja di bidang keperawatan. Penelitian menunjukkan bahwa perawat yang mengalami WPV lebih cenderung untuk:

  1. Mengundurkan diri: Perawat yang mengalami WPV lebih cenderung untuk mengundurkan diri dari pekerjaan mereka.
  2. Workplace Violence in Nursing Education: An Issue of Workforce Retention

  3. Tidak produktif: Perawat yang mengalami WPV dapat menjadi tidak produktif dan tidak dapat memberikan layanan kesehatan yang optimal.
  4. Mengalami stres dan kelelahan: Perawat yang mengalami WPV dapat mengalami stres dan kelelahan, yang dapat berdampak pada kesejahteraan mereka.

Strategi Pencegahan WPV di Pendidikan Keperawatan

Untuk mencegah WPV di pendidikan keperawatan, beberapa strategi dapat dilakukan, termasuk:

Workplace Violence in Nursing Education: An Issue of Workforce Retention

  1. Meningkatkan kesadaran tentang WPV: Meningkatkan kesadaran tentang WPV dapat membantu perawat untuk mengenali dan melaporkan WPV.
  2. Membuat kebijakan yang jelas: Membuat kebijakan yang jelas tentang WPV dapat membantu perawat untuk mengerti apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana mereka dapat melindungi diri sendiri.
  3. Meningkatkan pelatihan dan pendidikan: Meningkatkan pelatihan dan pendidikan tentang WPV dapat membantu perawat untuk menghadapi situasi yang berpotensi berbahaya.
  4. Membuat kultur organisasi yang sehat: Membuat kultur organisasi yang sehat dapat membantu perawat untuk merasa aman dan didukung.

Kesimpulan

WPV di pendidikan keperawatan adalah masalah serius yang dapat berdampak pada retensi tenaga kerja dan kualitas layanan kesehatan. Untuk mencegah WPV, beberapa strategi dapat dilakukan, termasuk meningkatkan kesadaran tentang WPV, membuat kebijakan yang jelas, meningkatkan pelatihan dan pendidikan, dan membuat kultur organisasi yang sehat. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk perawat dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

Referensi

Workplace Violence in Nursing Education: An Issue of Workforce Retention

Leave a Comment