Jelaskan Latar Belakang Islamisasi Di Pulau Kalimantan

jelaskan latar belakang islamisasi di pulau kalimantan – Pulau Kalimantan, atau yang juga dikenal dengan nama Borneo, merupakan pulau terbesar ketiga di dunia setelah Greenland dan Papua Nugini. Pulau ini terletak di Asia Tenggara dan terbagi menjadi tiga wilayah yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Di Indonesia, Pulau Kalimantan terdiri dari provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Secara historis, Pulau Kalimantan memiliki banyak pengaruh dari luar, termasuk pengaruh agama. Salah satu agama yang memiliki pengaruh besar di Pulau Kalimantan adalah agama Islam.

Islam pertama kali masuk ke Pulau Kalimantan pada abad ke-14 melalui perdagangan dengan pedagang Arab dan India. Perdagangan ini terjadi melalui jalur laut di pesisir Kalimantan dan Sumatera. Di pesisir Kalimantan, terdapat beberapa pelabuhan penting seperti Banjarmasin, Pontianak, dan Samarinda. Pelabuhan-pelabuhan ini menjadi titik awal masuknya Islam ke Kalimantan. Selain itu, para pedagang Muslim juga membawa pengetahuan dan budaya Islam ke Kalimantan yang kemudian menyebar ke dalam negeri.

Pada abad ke-15, Kerajaan Islam Kesultanan Banjar mulai muncul di Kalimantan Selatan. Kesultanan Banjar memiliki pengaruh besar dalam penyebaran Islam di Kalimantan Selatan dan sekitarnya. Raja-raja Banjar yang memeluk Islam menjadi pemimpin Muslim yang kuat dan memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke daerah-daerah sekitar. Selain itu, Kesultanan Banjar juga memiliki hubungan erat dengan Kesultanan Demak di Jawa, yang pada saat itu menjadi pusat agama Islam di Indonesia.

Pada masa penjajahan Belanda, Islam di Kalimantan mengalami penindasan dan penganiayaan. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat para ulama dan masyarakat Muslim Kalimantan untuk terus memperjuangkan Islam. Pada awal abad ke-20, muncul gerakan-gerakan Islam di Kalimantan yang diorganisir oleh para ulama dan kaum intelektual Muslim. Gerakan-gerakan ini bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak kaum Muslim di Kalimantan dan memperkuat agama Islam di tengah masyarakat.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Islam semakin berkembang pesat di Kalimantan. Hal ini terlihat dari banyaknya pembangunan masjid dan sekolah-sekolah Islam yang didirikan di Kalimantan. Selain itu, para ulama dan tokoh-tokoh Muslim terus berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum Muslim dan memperkuat agama Islam di Kalimantan.

Saat ini, Islam merupakan agama mayoritas di Kalimantan dengan persentase sekitar 70% dari total penduduk. Islam di Kalimantan memiliki kekhasan tersendiri yang berbeda dengan Islam di Jawa atau Sumatera. Salah satu kekhasan tersebut adalah adanya tradisi adat istiadat yang masih melekat kuat di masyarakat Muslim Kalimantan. Tradisi adat istiadat tersebut merupakan hasil akulturasi antara Islam dan budaya lokal Kalimantan.

Dalam kesimpulannya, islamisasi di Pulau Kalimantan dimulai pada abad ke-14 melalui perdagangan dengan pedagang Arab dan India. Pengaruh Islam semakin berkembang di Kalimantan pada abad ke-15 dengan munculnya Kesultanan Banjar di Kalimantan Selatan. Islam di Kalimantan mengalami penindasan pada masa penjajahan Belanda, namun semangat para ulama dan masyarakat Muslim Kalimantan tidak pernah surut. Setelah Indonesia merdeka, Islam semakin berkembang pesat di Kalimantan. Saat ini, Islam merupakan agama mayoritas di Kalimantan dengan persentase sekitar 70% dari total penduduk.

Penjelasan: jelaskan latar belakang islamisasi di pulau kalimantan

1. Pulau Kalimantan memiliki banyak pengaruh dari luar, termasuk pengaruh agama.

Pulau Kalimantan, yang terletak di Asia Tenggara, memiliki sejarah panjang dan beragam. Sebagai pulau terbesar ketiga di dunia, Kalimantan telah terpengaruh oleh banyak pengaruh dari luar, termasuk pengaruh agama. Pengaruh agama di Kalimantan mulai terlihat pada abad ke-14, saat perdagangan dengan pedagang Arab dan India meningkat. Pedagang Muslim tersebut membawa pengetahuan dan budaya Islam ke Kalimantan, yang kemudian menyebar ke dalam negeri.

Pulau Kalimantan memiliki beberapa pelabuhan penting di pesisir Kalimantan, seperti Banjarmasin, Pontianak, dan Samarinda. Pelabuhan-pelabuhan ini menjadi titik awal masuknya Islam ke Kalimantan. Selain itu, kesultanan-kesultanan Islam seperti Kesultanan Banjar di Kalimantan Selatan juga memiliki pengaruh besar dalam penyebaran Islam di Kalimantan. Pada abad ke-15, Kesultanan Banjar mulai muncul di Kalimantan Selatan dan memiliki pengaruh besar dalam penyebaran Islam di Kalimantan Selatan dan sekitarnya. Raja-raja Banjar yang memeluk Islam menjadi pemimpin Muslim yang kuat dan memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke daerah-daerah sekitar.

Baca juga:  Bagaimana Dampak Globalisasi Terhadap Ekonomi Masyarakat Indonesia

Selain pengaruh agama Islam, Pulau Kalimantan juga terpengaruh oleh agama-agama lainnya seperti Hindu dan Buddha. Hal ini dapat terlihat dari adanya situs-situs purbakala seperti situs Gunung Kawi di Bali dan Candi Muara Takus di Riau yang memiliki pengaruh agama Hindu dan Buddha.

Meskipun Pulau Kalimantan memiliki banyak pengaruh dari luar, namun agama Islam tetap menjadi agama yang berkembang pesat di Kalimantan. Setelah masa penjajahan Belanda, Islam semakin berkembang di Kalimantan. Saat ini, Islam merupakan agama mayoritas di Kalimantan dengan persentase sekitar 70% dari total penduduk.

Dalam kesimpulannya, Pulau Kalimantan memiliki banyak pengaruh dari luar, termasuk pengaruh agama. Islam mulai masuk ke Kalimantan pada abad ke-14 melalui perdagangan dengan pedagang Arab dan India. Pengaruh Islam semakin berkembang pada abad ke-15 dengan munculnya Kesultanan Banjar di Kalimantan Selatan. Meskipun terdapat pengaruh agama-agama lainnya seperti Hindu dan Buddha, namun Islam tetap menjadi agama yang berkembang pesat di Kalimantan setelah masa penjajahan Belanda. Saat ini, Islam merupakan agama mayoritas di Kalimantan dengan persentase sekitar 70% dari total penduduk.

2. Islam pertama kali masuk ke Pulau Kalimantan pada abad ke-14 melalui perdagangan dengan pedagang Arab dan India.

Pulau Kalimantan merupakan salah satu wilayah yang memiliki banyak pengaruh dari luar, termasuk pengaruh agama. Pada abad ke-14, perdagangan dengan pedagang Arab dan India membawa pengaruh agama Islam ke Pulau Kalimantan. Para pedagang Muslim yang datang ke Kalimantan membawa pengetahuan dan budaya Islam ke dalam negeri. Perdagangan ini terjadi melalui jalur laut di pesisir Kalimantan dan Sumatera. Di pesisir Kalimantan, terdapat beberapa pelabuhan penting seperti Banjarmasin, Pontianak, dan Samarinda. Pelabuhan-pelabuhan ini menjadi titik awal masuknya Islam ke Kalimantan.

Perkembangan Islam di Kalimantan pada abad ke-14 dan 15 tidak terlepas dari peranan pedagang Arab dan India yang datang ke wilayah tersebut. Mereka memperkenalkan Islam kepada masyarakat setempat melalui kegiatan perdagangan. Kehadiran Islam di Kalimantan pada awalnya tidak begitu terlihat dalam bentuk institusi keagamaan yang mapan, namun lebih terlihat dalam aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh pedagang Muslim.

Perdanganan ini tidak hanya membawa pengaruh agama Islam, tetapi juga membawa pengaruh budaya dan bahasa Arab ke Kalimantan. Hal ini tercermin dalam adanya kata-kata Arab yang masuk ke dalam bahasa Melayu dan bahasa-bahasa daerah lain di Kalimantan. Selain itu, perdagangan juga membawa pengaruh dalam bidang kesenian dan arsitektur. Hal ini terlihat dari adanya pengaruh seni Islam dalam bentuk seni ukir dan seni kriya yang berkembang di Kalimantan.

Dalam perkembangan Islam di Kalimantan, perdagangan dengan pedagang Arab dan India pada abad ke-14 dan 15 menjadi titik awal masuknya Islam ke Kalimantan. Pengaruh Islam yang dibawa oleh para pedagang Muslim membawa dampak positif dalam perkembangan kebudayaan dan agama di Kalimantan. Dalam perkembangan selanjutnya, Islam di Kalimantan semakin berkembang dan mempengaruhi kehidupan masyarakat setempat. Hal ini tercermin dalam adanya kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan seperti Kesultanan Banjar di Kalimantan Selatan.

3. Pada abad ke-15, Kerajaan Islam Kesultanan Banjar mulai muncul di Kalimantan Selatan.

Pada abad ke-15, Kerajaan Islam Kesultanan Banjar mulai muncul di Kalimantan Selatan. Kesultanan Banjar memiliki pengaruh besar dalam penyebaran Islam di Kalimantan Selatan dan sekitarnya. Raja-raja Banjar yang memeluk Islam menjadi pemimpin Muslim yang kuat dan memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke daerah-daerah sekitar. Selain itu, Kesultanan Banjar juga memiliki hubungan erat dengan Kesultanan Demak di Jawa, yang pada saat itu menjadi pusat agama Islam di Indonesia.

Kerajaan Banjar didirikan oleh Raden Samudera, yang mengubah nama dirinya menjadi Sultan Suriansyah setelah memeluk Islam. Kesultanan Banjar berpusat di daerah sekitar Sungai Barito dan membawahi beberapa wilayah di Kalimantan Selatan dan Tengah. Sultan Suriansyah dan para pengikutnya memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Kalimantan Selatan. Dalam menjalankan pemerintahan, Sultan Suriansyah menggabungkan ajaran Islam dengan adat istiadat setempat. Hal ini membuat agama Islam lebih mudah diterima oleh masyarakat Banjar dan sekitarnya.

Selain itu, Kesultanan Banjar juga memiliki hubungan erat dengan Kesultanan Demak di Jawa, yang pada saat itu menjadi pusat agama Islam di Indonesia. Sultan Banjar bahkan menjalin hubungan dengan Sultan Trenggono, penguasa Kesultanan Demak, dan membentuk aliansi dengan Kesultanan Demak dalam perang melawan Portugis di Malaka pada tahun 1513.

Kehadiran Kesultanan Banjar memberikan dampak positif dalam penyebaran agama Islam di Kalimantan. Selain menjadi pemimpin Muslim yang kuat, para raja Banjar juga membangun masjid-masjid dan sekolah-sekolah Islam di wilayah kekuasaannya. Hal ini memperkuat posisi Islam di Kalimantan Selatan dan sekitarnya, serta memperkuat hubungan antara Kesultanan Banjar dan Kesultanan Demak di Jawa.

4. Pada masa penjajahan Belanda, Islam di Kalimantan mengalami penindasan dan penganiayaan.

Pada masa penjajahan Belanda, Islam di Kalimantan mengalami penindasan dan penganiayaan. Hal ini terjadi karena Belanda ingin menguasai seluruh wilayah Nusantara dan menghancurkan setiap bentuk perlawanan. Islam dianggap sebagai agama yang dapat mempersatukan masyarakat dan membangkitkan semangat perlawanan terhadap penjajah. Oleh karena itu, Belanda menganggap Islam sebagai ancaman bagi kekuasaannya di Kalimantan.

Baca juga:  Jelaskan Asal Usul Kata Ansambel

Belanda memperkuat kendali atas wilayah Kalimantan dengan menguasai pelabuhan-pelabuhan penting dan memperluas kekuasaannya ke daerah-daerah pedalaman. Selain itu, Belanda juga melakukan kebijakan-kebijakan yang merugikan masyarakat Muslim seperti pajak yang tinggi dan pemaksaan untuk bekerja sebagai buruh di perkebunan Belanda.

Di tengah penindasan dan penganiayaan ini, para ulama dan tokoh-tokoh Muslim di Kalimantan tidak pernah berhenti memperjuangkan hak-hak kaum Muslim dan mempertahankan agama Islam. Mereka terus melakukan dakwah dan membuka madrasah-madrasah untuk menyebarkan ilmu agama kepada masyarakat. Para ulama juga menjadi pemimpin dan pembela masyarakat Muslim Kalimantan dalam melawan penjajah Belanda.

Meskipun mendapat tekanan dari penjajah Belanda, Islam di Kalimantan tetap bertahan dan berkembang. Hal ini terlihat dari banyaknya masjid dan sekolah-sekolah Islam yang didirikan di Kalimantan pada masa kemerdekaan. Para ulama dan tokoh-tokoh Muslim juga terus memperjuangkan hak-hak kaum Muslim dan memperkuat agama Islam di Kalimantan.

Dalam kesimpulannya, pada masa penjajahan Belanda, Islam di Kalimantan mengalami penindasan dan penganiayaan karena dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaan Belanda. Meskipun demikian, para ulama dan tokoh-tokoh Muslim tetap memperjuangkan hak-hak kaum Muslim dan mempertahankan agama Islam di Kalimantan. Hal ini terlihat dari banyaknya masjid dan sekolah-sekolah Islam yang didirikan pada masa kemerdekaan dan semangat perjuangan yang terus dipertahankan.

5. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Islam semakin berkembang pesat di Kalimantan.

Pulau Kalimantan memiliki banyak pengaruh dari luar, termasuk pengaruh agama. Pulau ini terletak di Asia Tenggara dan menjadi pusat perdagangan sejak zaman dahulu. Pulau ini menjadi titik pertemuan antara bangsa-bangsa di Asia Tenggara, Tiongkok, India, dan Arab, sehingga tidak mengherankan jika banyak pengaruh budaya dan agama yang masuk ke Pulau Kalimantan.

Salah satu agama yang memiliki pengaruh besar di Pulau Kalimantan adalah agama Islam. Islam pertama kali masuk ke Pulau Kalimantan pada abad ke-14 melalui perdagangan dengan pedagang Arab dan India. Perdagangan ini terjadi melalui jalur laut di pesisir Kalimantan dan Sumatera. Di pesisir Kalimantan, terdapat beberapa pelabuhan penting seperti Banjarmasin, Pontianak, dan Samarinda. Pelabuhan-pelabuhan ini menjadi titik awal masuknya Islam ke Kalimantan. Selain itu, para pedagang Muslim juga membawa pengetahuan dan budaya Islam ke Kalimantan yang kemudian menyebar ke dalam negeri.

Pada abad ke-15, Kerajaan Islam Kesultanan Banjar mulai muncul di Kalimantan Selatan. Kesultanan Banjar memiliki pengaruh besar dalam penyebaran Islam di Kalimantan Selatan dan sekitarnya. Raja-raja Banjar yang memeluk Islam menjadi pemimpin Muslim yang kuat dan memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke daerah-daerah sekitar. Selain itu, Kesultanan Banjar juga memiliki hubungan erat dengan Kesultanan Demak di Jawa, yang pada saat itu menjadi pusat agama Islam di Indonesia.

Namun, pada masa penjajahan Belanda, Islam di Kalimantan mengalami penindasan dan penganiayaan. Belanda melarang masyarakat untuk mempraktikkan agama Islam dan memperkenalkan agama Kristen sebagai agama yang diwajibkan. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat para ulama dan masyarakat Muslim Kalimantan untuk terus memperjuangkan Islam. Pada awal abad ke-20, muncul gerakan-gerakan Islam di Kalimantan yang diorganisir oleh para ulama dan kaum intelektual Muslim. Gerakan-gerakan ini bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak kaum Muslim di Kalimantan dan memperkuat agama Islam di tengah masyarakat.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Islam semakin berkembang pesat di Kalimantan. Hal ini terlihat dari banyaknya pembangunan masjid dan sekolah-sekolah Islam yang didirikan di Kalimantan. Selain itu, para ulama dan tokoh-tokoh Muslim terus berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum Muslim dan memperkuat agama Islam di Kalimantan. Saat ini, Islam merupakan agama mayoritas di Kalimantan dengan persentase sekitar 70% dari total penduduk.

Dalam kesimpulannya, Islamisasi di Pulau Kalimantan dimulai pada abad ke-14 melalui perdagangan dengan pedagang Arab dan India. Pengaruh Islam semakin berkembang di Kalimantan pada abad ke-15 dengan munculnya Kesultanan Banjar di Kalimantan Selatan. Islam di Kalimantan mengalami penindasan pada masa penjajahan Belanda, namun semangat para ulama dan masyarakat Muslim Kalimantan tidak pernah surut. Setelah Indonesia merdeka, Islam semakin berkembang pesat di Kalimantan. Saat ini, Islam merupakan agama mayoritas di Kalimantan dengan persentase sekitar 70% dari total penduduk.

6. Saat ini, Islam merupakan agama mayoritas di Kalimantan dengan persentase sekitar 70% dari total penduduk.

Poin keenam dari tema “Jelaskan Latar Belakang Islamisasi di Pulau Kalimantan” adalah bahwa saat ini Islam merupakan agama mayoritas di Kalimantan dengan persentase sekitar 70% dari total penduduk. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh Islam di Kalimantan dan betapa pentingnya agama ini bagi masyarakat di sana.

Meskipun Islam telah hadir di Kalimantan sejak abad ke-14, namun baru pada abad ke-20 agama ini semakin berkembang pesat di sana. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Islam semakin terbuka dan dapat berkembang dengan lebih baik. Pemerintah Indonesia memberikan dukungan yang besar terhadap pengembangan Islam di seluruh Indonesia, termasuk di Kalimantan.

Pada masa Orde Baru, pemerintah Indonesia memperkuat pendidikan agama Islam dan membangun infrastruktur agama seperti pembangunan masjid dan pesantren. Hal ini membuat masyarakat Kalimantan semakin tertarik untuk mempelajari Islam dan memperkuat keyakinan mereka dalam agama ini.

Baca juga:  Jelaskan Fungsi Karya Kerajinan Sebagai Benda Hias

Selain itu, organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah juga semakin berkembang di Kalimantan. Organisasi-organisasi ini membantu dalam pengembangan agama Islam dan memberikan pencerahan bagi masyarakat Muslim di Kalimantan.

Namun, meskipun Islam menjadi agama mayoritas di Kalimantan, tetap terdapat keragaman agama di sana. Masyarakat Kalimantan juga masih mempraktikkan agama-agama tradisional setempat seperti agama Kaharingan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur serta agama Hindu di Kalimantan Barat.

Dalam kesimpulannya, Islam telah berkembang pesat di Kalimantan dan saat ini merupakan agama mayoritas di sana. Pemerintah dan organisasi-organisasi Islam telah berperan penting dalam pengembangan agama Islam di Kalimantan. Namun, tetap terdapat keragaman agama di sana dan masyarakat Kalimantan masih mempraktikkan agama-agama tradisional setempat.

7. Islam di Kalimantan memiliki kekhasan tersendiri yang berbeda dengan Islam di Jawa atau Sumatera.

Poin ketujuh dari tema ‘jelaskan latar belakang islamisasi di pulau kalimantan’ adalah bahwa Islam di Kalimantan memiliki kekhasan tersendiri yang berbeda dengan Islam di Jawa atau Sumatera. Hal ini disebabkan oleh pengaruh budaya lokal Kalimantan yang kuat di dalam agama Islam. Seiring dengan masuknya Islam ke Kalimantan, masyarakat setempat juga mempertahankan tradisi dan adat-istiadat mereka yang kemudian bergabung dengan agama Islam.

Salah satu contoh kekhasan Islam di Kalimantan adalah adanya tradisi Maulid Nabi yang dikenal sebagai Banjaran, yang merupakan penggabungan antara adat-istiadat lokal dan perayaan maulid Nabi. Selain itu, dalam ajaran Islam di Kalimantan juga terdapat banyak unsur-unsur yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal seperti kepercayaan kepada leluhur, penjagaan lingkungan, dan lain sebagainya.

Selain itu, keramahan dan kebersamaan menjadi nilai yang sangat dihargai dalam masyarakat Muslim Kalimantan. Hal ini tercermin dalam adanya tradisi gotong royong dan silaturahmi yang masih berlangsung hingga saat ini. Masyarakat Muslim Kalimantan juga sangat menghargai para ulama dan memiliki tradisi menghadiri majelis ta’lim atau pengajian.

Kekhasan Islam di Kalimantan juga tercermin dalam arsitektur bangunan masjid yang dibangun di sana. Bangunan masjid di Kalimantan biasanya memiliki ciri khas seperti atap berbentuk limas atau bubungan ranting, serta banyak hiasan-hiasan kayu dan ukiran yang merupakan hasil dari penggabungan unsur budaya lokal dengan Islam.

Secara keseluruhan, kekhasan Islam di Kalimantan merupakan hasil akulturasi antara Islam dan budaya lokal yang telah terjadi selama berabad-abad. Hal ini membuat Islam di Kalimantan memiliki ciri khas yang berbeda dengan Islam di daerah lain di Indonesia. Namun, meskipun memiliki kekhasan tersendiri, masyarakat Muslim Kalimantan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang universal dan menghormati perbedaan di antara sesama umat Muslim.

8. Tradisi adat istiadat merupakan hasil akulturasi antara Islam dan budaya lokal Kalimantan.

Pulau Kalimantan memiliki banyak pengaruh dari luar, termasuk pengaruh agama. Sejak dulu, Pulau Kalimantan telah menjadi pusat perdagangan. Jalur perdagangan di pesisir Kalimantan menjadi titik awal masuknya Islam ke Kalimantan pada abad ke-14 melalui perdagangan dengan pedagang Arab dan India. Para pedagang Muslim membawa pengetahuan dan budaya Islam ke Kalimantan yang kemudian menyebar ke dalam negeri.

Pada abad ke-15, Kerajaan Islam Kesultanan Banjar mulai muncul di Kalimantan Selatan. Kesultanan Banjar memiliki pengaruh besar dalam penyebaran Islam di Kalimantan Selatan dan sekitarnya. Raja-raja Banjar yang memeluk Islam menjadi pemimpin Muslim yang kuat dan memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke daerah-daerah sekitar. Selain itu, Kesultanan Banjar juga memiliki hubungan erat dengan Kesultanan Demak di Jawa, yang pada saat itu menjadi pusat agama Islam di Indonesia.

Namun, pada masa penjajahan Belanda, Islam di Kalimantan mengalami penindasan dan penganiayaan. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat para ulama dan masyarakat Muslim Kalimantan untuk terus memperjuangkan Islam. Pada awal abad ke-20, muncul gerakan-gerakan Islam di Kalimantan yang diorganisir oleh para ulama dan kaum intelektual Muslim. Gerakan-gerakan ini bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak kaum Muslim di Kalimantan dan memperkuat agama Islam di tengah masyarakat.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Islam semakin berkembang pesat di Kalimantan. Hal ini terlihat dari banyaknya pembangunan masjid dan sekolah-sekolah Islam yang didirikan di Kalimantan. Selain itu, para ulama dan tokoh-tokoh Muslim terus berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum Muslim dan memperkuat agama Islam di Kalimantan.

Saat ini, Islam merupakan agama mayoritas di Kalimantan dengan persentase sekitar 70% dari total penduduk. Islam di Kalimantan memiliki kekhasan tersendiri yang berbeda dengan Islam di Jawa atau Sumatera. Salah satu kekhasan tersebut adalah adanya tradisi adat istiadat yang masih melekat kuat di masyarakat Muslim Kalimantan. Tradisi adat istiadat tersebut merupakan hasil akulturasi antara Islam dan budaya lokal Kalimantan.

Dalam kesimpulannya, Islam di Pulau Kalimantan terbentuk melalui berbagai pengaruh dari luar serta upaya para ulama dan masyarakat Muslim Kalimantan untuk memperjuangkan Islam. Islam di Kalimantan memiliki sejarah dan perkembangan yang unik dibandingkan dengan Islam di daerah lain di Indonesia, terutama dalam hal adat istiadat yang masih kuat melekat di kalangan masyarakat Muslim Kalimantan.