Jelaskan Mengapa Ras Dianggap Sebagai Wujud Diferensiasi Sosial

jelaskan mengapa ras dianggap sebagai wujud diferensiasi sosial – Ras, sebagai wujud diferensiasi sosial, telah menjadi topik yang kontroversial dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena adanya anggapan bahwa ras memiliki pengaruh yang signifikan dalam membedakan antara satu kelompok manusia dengan kelompok lainnya. Sehingga, perbedaan ras dianggap sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesejahteraan dan kesetaraan sosial.

Sejarah mencatat bahwa ras telah digunakan oleh manusia sejak zaman dahulu kala untuk membedakan satu kelompok manusia dengan kelompok lainnya. Ras awalnya digunakan untuk membedakan kelompok manusia berdasarkan karakteristik fisik seperti warna kulit, bentuk hidung, bentuk mata, dan lain sebagainya. Namun, seiring perkembangan zaman, ras kemudian dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi status sosial, ekonomi, dan politik seseorang.

Ada beberapa alasan mengapa ras dianggap sebagai wujud diferensiasi sosial. Pertama, ras dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi perbedaan dalam kualitas hidup antara kelompok manusia. Kualitas hidup yang dimaksud meliputi kesehatan, pendidikan, penghasilan, dan akses ke sumber daya dan kesempatan. Kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih tinggi memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya dan kesempatan dibandingkan dengan kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah.

Kedua, ras juga dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi status sosial seseorang. Status sosial adalah posisi seseorang dalam hierarki sosial yang didasarkan pada penghargaan dan pengakuan masyarakat. Kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih tinggi memiliki status sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah. Hal ini terlihat dalam kehidupan sehari-hari, di mana orang-orang yang memiliki kulit putih dianggap sebagai ras yang lebih tinggi daripada orang-orang yang memiliki kulit hitam atau coklat.

Ketiga, ras juga dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi hubungan antar kelompok manusia. Ras dapat menciptakan ketidaknyamanan dan ketegangan antar kelompok manusia, terutama ketika ada perbedaan pendapat atau konflik. Hal ini dapat terjadi karena adanya stereotip dan prasangka negatif yang berkembang di antara kelompok manusia yang berbeda ras.

Namun, penting untuk diingat bahwa konsep ras tidaklah objektif dan seringkali dibuat oleh manusia untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri. Konsep ras juga tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat dan banyak ahli menganggap ras hanyalah sebuah konstruksi sosial. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan konsep ras dan menghindari diskriminasi atau perlakuan tidak adil terhadap kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah.

Dalam menangani masalah ras, diperlukan pendekatan yang holistik dan inklusif. Selain itu, pendidikan dan kesadaran sosial juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok manusia yang berbeda ras. Dengan demikian, perbedaan ras dapat diatasi dan kelompok manusia dapat hidup dalam harmoni dan kesetaraan.

Dalam kesimpulannya, ras dianggap sebagai wujud diferensiasi sosial karena mempengaruhi kualitas hidup, status sosial, dan hubungan antar kelompok manusia. Namun, kita harus berhati-hati dalam menggunakan konsep ras dan menghindari diskriminasi atau perlakuan tidak adil terhadap kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah. Oleh karena itu, pendekatan yang holistik dan inklusif serta pendidikan dan kesadaran sosial yang ditingkatkan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ras dan menciptakan masyarakat yang harmonis dan setara.

Penjelasan: jelaskan mengapa ras dianggap sebagai wujud diferensiasi sosial

1. Ras mempengaruhi perbedaan dalam kualitas hidup antara kelompok manusia.

Ras dianggap sebagai wujud diferensiasi sosial karena mempengaruhi perbedaan dalam kualitas hidup antara kelompok manusia. Perbedaan kualitas hidup ini meliputi kesehatan, pendidikan, penghasilan, dan akses ke sumber daya dan kesempatan. Kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih tinggi memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya dan kesempatan dibandingkan dengan kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah.

Perbedaan dalam kualitas hidup antara kelompok manusia berdasarkan ras dapat dilihat dari berbagai indikator. Misalnya, dalam hal kesehatan, kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah cenderung memiliki harapan hidup yang lebih pendek dan lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Hal ini dapat disebabkan oleh akses yang terbatas ke layanan kesehatan dan kurangnya kesadaran tentang kesehatan.

Baca juga:  Bagaimana Cara Menyampaikan Kalimat Penolakan

Dalam hal pendidikan, kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah cenderung memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya akses ke pendidikan berkualitas, perbedaan kualitas sekolah, dan kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat.

Di sisi lain, kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih tinggi cenderung memiliki penghasilan yang lebih tinggi dan akses yang lebih baik ke sumber daya dan kesempatan. Hal ini dapat disebabkan oleh keuntungan struktural yang dimiliki oleh kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih tinggi, seperti akses ke pekerjaan yang lebih baik dan akses ke sumber daya ekonomi.

Perbedaan dalam kualitas hidup antara kelompok manusia berdasarkan ras dapat menciptakan ketimpangan sosial dan ketidakadilan. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk mengatasi perbedaan ini dengan cara meningkatkan akses ke sumber daya dan kesempatan bagi kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah. Selain itu, pendidikan dan kesadaran sosial juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok manusia yang berbeda ras.

Dalam kesimpulannya, perbedaan kualitas hidup antara kelompok manusia berdasarkan ras menunjukkan bahwa ras mempengaruhi diferensiasi sosial. Untuk menangani masalah ini, perlu ada upaya untuk mengatasi perbedaan ini dengan meningkatkan akses ke sumber daya dan kesempatan bagi kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah. Selain itu, pendidikan dan kesadaran sosial juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok manusia yang berbeda ras.

2. Ras dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi status sosial seseorang.

Poin kedua dalam tema “jelaskan mengapa ras dianggap sebagai wujud diferensiasi sosial” adalah bahwa ras dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi status sosial seseorang. Status sosial adalah posisi seseorang dalam hierarki sosial yang didasarkan pada penghargaan dan pengakuan masyarakat. Kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih tinggi memiliki status sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah.

Pengaruh ras terhadap status sosial seseorang telah terlihat dalam sejarah manusia. Di banyak negara, orang-orang yang dianggap sebagai ras minoritas seringkali diperlakukan secara tidak adil dan diskriminatif. Mereka seringkali tidak memiliki akses yang sama ke sumber daya dan kesempatan dalam masyarakat, sehingga sulit bagi mereka untuk mencapai status sosial yang tinggi.

Contoh di Amerika Serikat, sejarah penganiayaan terhadap orang Afrika-Amerika dimulai sejak masa penjajahan. Orang Afrika-Amerika dianggap sebagai budak dan dijual ke seluruh wilayah Amerika Serikat. Setelah perbudakan dihapuskan, orang Afrika-Amerika masih diperlakukan secara diskriminatif dan tidak memiliki hak yang sama dengan orang kulit putih. Mereka diisolasi dan ditempatkan di daerah-daerah yang terpisah, sehingga sulit bagi mereka untuk maju dalam masyarakat.

Hal yang sama terjadi di Afrika Selatan pada masa apartheid. Orang kulit putih dianggap sebagai ras yang lebih tinggi dan memiliki hak-hak istimewa, sedangkan orang kulit hitam dianggap sebagai ras yang lebih rendah dan diperlakukan sebagai warga kelas dua. Sebagai hasilnya, orang kulit hitam sulit untuk maju dalam masyarakat dan mencapai status sosial yang tinggi.

Namun, perlu diingat bahwa konsep ras tidaklah objektif dan seringkali dibuat oleh manusia untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri. Konsep ras juga tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat dan banyak ahli menganggap ras hanyalah sebuah konstruksi sosial. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan konsep ras dan menghindari diskriminasi atau perlakuan tidak adil terhadap kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah.

Dalam mengatasi masalah ras, diperlukan pendekatan yang holistik dan inklusif serta pendidikan dan kesadaran sosial yang ditingkatkan. Dengan demikian, perbedaan ras dapat diatasi dan kelompok manusia dapat hidup dalam harmoni dan kesetaraan.

3. Ras dapat menciptakan ketidaknyamanan dan ketegangan antar kelompok manusia.

Poin ketiga dari tema “jelaskan mengapa ras dianggap sebagai wujud diferensiasi sosial” adalah ras dapat menciptakan ketidaknyamanan dan ketegangan antar kelompok manusia. Konflik antar kelompok ras dapat terjadi karena adanya stereotip dan prasangka negatif yang berkembang di antara kelompok manusia yang berbeda ras.

Prasangka negatif dan stereotip terhadap kelompok manusia yang berbeda ras dapat terbentuk akibat pengaruh media massa, pengalaman pribadi, dan pengaruh lingkungan sosial. Stereotip dan prasangka negatif dapat mempengaruhi cara seseorang memandang kelompok manusia lain dan dapat menciptakan ketidaknyamanan dan ketegangan antar kelompok.

Ketidaknyamanan dan ketegangan antar kelompok ras dapat terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, seperti di tempat kerja, sekolah, dan masyarakat. Hal ini dapat memicu diskriminasi dan perlakuan tidak adil terhadap kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah.

Untuk mengatasi ketidaknyamanan dan ketegangan antar kelompok ras, diperlukan pendekatan yang holistik dan inklusif. Pendidikan dan kesadaran sosial juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok manusia yang berbeda ras. Selain itu, pertemuan dan dialog antara kelompok manusia yang berbeda ras dapat membantu mengatasi ketegangan dan memperkuat persatuan.

Baca juga:  Bagaimana Negara Menambah Kekurangan Target Pajak

Dalam mengatasi masalah ketidaknyamanan dan ketegangan antar kelompok ras, kesadaran dan toleransi antar kelompok manusia sangat penting. Dengan memahami perbedaan dan merayakan keberagaman, kelompok manusia dapat saling menghormati dan hidup dalam harmoni.

4. Konsep ras tidaklah objektif dan seringkali dibuat oleh manusia untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri.

Poin keempat dalam menjelaskan mengapa ras dianggap sebagai wujud diferensiasi sosial adalah bahwa konsep ras tidaklah objektif dan seringkali dibuat oleh manusia untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri. Konsep ras yang digunakan untuk membedakan satu kelompok manusia dengan kelompok lainnya seringkali didasarkan pada karakteristik fisik seperti warna kulit, bentuk hidung, bentuk mata, dan lain sebagainya. Namun, konsep ras ini sebenarnya tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat dan seringkali dibuat oleh manusia untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri.

Beberapa kelompok manusia mungkin mengidentifikasi diri mereka dengan suatu ras tertentu untuk memperoleh keuntungan dalam masyarakat, seperti akses ke sumber daya dan kesempatan yang lebih baik. Misalnya, seseorang yang memiliki kulit putih mungkin lebih mudah mendapatkan pekerjaan atau akses ke pendidikan yang lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang memiliki kulit hitam atau coklat. Hal ini terjadi karena persepsi masyarakat terhadap ras yang lebih tinggi dianggap lebih superior dibandingkan dengan ras yang lebih rendah.

Selain itu, konsep ras juga seringkali digunakan oleh pemerintah atau kelompok kuasa untuk membenarkan perlakuan diskriminatif terhadap kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah. Contohnya adalah kebijakan apartheid di Afrika Selatan pada tahun 1948-1994 yang memisahkan kelompok manusia berdasarkan ras. Kebijakan ini memberikan hak-hak yang lebih besar kepada kelompok manusia kulit putih daripada kelompok manusia kulit hitam.

Namun, penting untuk diingat bahwa konsep ras tidaklah objektif dan tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Konsep ras hanyalah sebuah konstruksi sosial yang diciptakan oleh manusia. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan konsep ras dan menghindari diskriminasi atau perlakuan tidak adil terhadap kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah.

Dalam mengatasi masalah ras, diperlukan kesadaran dan pendidikan untuk mengurangi stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok manusia yang berbeda ras. Hal ini dapat membantu mengurangi diskriminasi dan meningkatkan kesetaraan dalam masyarakat.

5. Diperlukan pendekatan yang holistik dan inklusif dalam menangani masalah ras.

Poin ke-5 dari tema “jelaskan mengapa ras dianggap sebagai wujud diferensiasi sosial” adalah bahwa diperlukan pendekatan yang holistik dan inklusif dalam menangani masalah ras. Hal ini penting karena perbedaan ras dapat memengaruhi hubungan antar kelompok manusia, kualitas hidup, dan status sosial seseorang. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang menyeluruh dan melibatkan semua pihak dalam menangani masalah ras.

Pendekatan holistik dan inklusif dalam menangani masalah ras melibatkan berbagai aspek, seperti pendidikan, kebijakan publik, dan kesadaran sosial. Pendidikan dapat membantu meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang perbedaan ras serta mengurangi stereotip dan prasangka negatif yang berkembang di antara kelompok manusia yang berbeda ras. Kebijakan publik dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan memastikan bahwa semua kelompok manusia memiliki akses yang sama ke sumber daya dan kesempatan.

Selain itu, kesadaran sosial juga sangat penting dalam menangani masalah ras. Masyarakat perlu menyadari bahwa perbedaan ras hanyalah konstruksi sosial dan tidak ada dasar ilmiah yang kuat dalam menjustifikasi diskriminasi. Kesadaran sosial juga dapat membantu masyarakat untuk menghargai perbedaan dan menerima keberagaman sebagai kekayaan yang harus dirayakan.

Pendekatan holistik dan inklusif dalam menangani masalah ras juga harus melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga masyarakat, dan kelompok masyarakat. Pemerintah perlu mengambil peran aktif dalam menciptakan kebijakan yang inklusif dan memastikan bahwa hak-hak semua kelompok manusia dihormati dan dilindungi. Lembaga masyarakat seperti media dan organisasi masyarakat sipil juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran sosial dan mengurangi prasangka negatif terhadap kelompok manusia yang berbeda ras.

Dalam kesimpulannya, diperlukan pendekatan holistik dan inklusif dalam menangani masalah ras. Pendekatan ini melibatkan berbagai aspek seperti pendidikan, kebijakan publik, dan kesadaran sosial. Semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga masyarakat, dan kelompok masyarakat, harus terlibat dalam upaya untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan menghargai keberagaman sebagai kekayaan.

6. Pendidikan dan kesadaran sosial perlu ditingkatkan untuk mengurangi stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok manusia yang berbeda ras.

Dalam poin keenam dari tema “jelaskan mengapa ras dianggap sebagai wujud diferensiasi sosial”, dijelaskan bahwa pendidikan dan kesadaran sosial perlu ditingkatkan untuk mengurangi stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok manusia yang berbeda ras. Hal ini penting dilakukan karena stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok manusia yang berbeda ras masih banyak beredar di masyarakat, baik secara sadar maupun tidak sadar.

Pendidikan dan kesadaran sosial dapat membantu mengurangi stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok manusia yang berbeda ras. Dengan memberikan pendidikan tentang keberagaman dan kesetaraan, masyarakat dapat memahami bahwa perbedaan ras tidaklah menjadi penghalang dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan setara. Selain itu, kesadaran sosial juga dapat ditingkatkan melalui kampanye dan program yang bertujuan untuk mengurangi diskriminasi dan mempromosikan kesetaraan.

Baca juga:  Jelaskan Akibat Keberagaman Masyarakat Indonesia Brainly

Pendidikan dan kesadaran sosial juga dapat membantu mengatasi masalah ras di tempat kerja. Banyak perusahaan yang masih mengalami masalah rasial di tempat kerja, seperti diskriminasi dalam proses perekrutan, promosi, dan gaji. Dengan memberikan pelatihan dan peningkatan kesadaran sosial kepada karyawan, perusahaan dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan dan ketegangan yang terjadi akibat perbedaan ras.

Selain itu, pendidikan dan kesadaran sosial dapat membantu mengatasi masalah ras di dunia pendidikan. Banyak sekolah yang masih mengalami masalah rasial, seperti adanya segregasi rasial dalam kelas atau perlakuan tidak adil terhadap siswa dari kelompok ras tertentu. Dengan memberikan pendidikan dan kesadaran sosial kepada siswa dan staf pendidikan, sekolah dapat membantu mengurangi diskriminasi dan mempromosikan kesetaraan.

Dalam kesimpulannya, pendidikan dan kesadaran sosial perlu ditingkatkan untuk mengurangi stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok manusia yang berbeda ras. Hal ini penting dilakukan untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan setara. Pendidikan dan kesadaran sosial juga dapat membantu mengatasi masalah ras di tempat kerja dan dunia pendidikan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama dari seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan pendidikan dan kesadaran sosial terkait masalah ras.

7. Perbedaan ras dapat diatasi dan kelompok manusia dapat hidup dalam harmoni dan kesetaraan.

Poin 1. Ras mempengaruhi perbedaan dalam kualitas hidup antara kelompok manusia.

Ras dianggap sebagai wujud diferensiasi sosial karena mempengaruhi perbedaan dalam kualitas hidup antara kelompok manusia. Kualitas hidup meliputi kesehatan, pendidikan, penghasilan, dan akses ke sumber daya dan kesempatan. Kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih tinggi memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya dan kesempatan dibandingkan dengan kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah. Hal ini terlihat dalam perbedaan pendapatan, kesempatan kerja, kesehatan, dan akses ke layanan publik antara kelompok manusia yang berbeda ras.

Poin 2. Ras dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi status sosial seseorang.

Ras juga dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi status sosial seseorang. Status sosial adalah posisi seseorang dalam hierarki sosial yang didasarkan pada penghargaan dan pengakuan masyarakat. Kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih tinggi memiliki status sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah. Hal ini terlihat dalam hubungan antar manusia serta dalam lingkup kerja. Orang-orang yang dianggap memiliki ras yang lebih tinggi memiliki lebih banyak akses ke pendidikan dan pekerjaan yang lebih tinggi serta mendapatkan penghormatan dari masyarakat.

Poin 3. Ras dapat menciptakan ketidaknyamanan dan ketegangan antar kelompok manusia.

Ras juga dianggap sebagai faktor yang dapat menciptakan ketidaknyamanan dan ketegangan antar kelompok manusia. Ras dapat menciptakan stereotip dan prasangka negatif di antara kelompok manusia yang berbeda ras. Hal ini dapat menyebabkan diskriminasi dan perlakuan tidak adil terhadap kelompok manusia yang dianggap sebagai ras yang lebih rendah. Ketegangan dan ketidaknyamanan juga dapat terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau konflik antara kelompok manusia yang berbeda ras.

Poin 4. Konsep ras tidaklah objektif dan seringkali dibuat oleh manusia untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri.

Konsep ras tidaklah objektif dan seringkali dibuat oleh manusia untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri. Konsep ras sering kali digunakan sebagai alasan untuk membenarkan ketidakadilan sosial dan politik. Konsep ras juga digunakan sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dan memperkuat identitas kelompok manusia. Oleh karena itu, konsep ras tidak dapat diterima secara objektif dan harus dipertanyakan secara kritis.

Poin 5. Diperlukan pendekatan yang holistik dan inklusif dalam menangani masalah ras.

Dalam menangani masalah ras, diperlukan pendekatan yang holistik dan inklusif. Pendekatan ini melibatkan berbagai aspek, seperti pendidikan, kesadaran sosial, dan kebijakan publik. Pendekatan holistik dan inklusif juga melibatkan semua kelompok manusia dalam memecahkan masalah ras dan membangun masyarakat yang lebih harmonis dan setara.

Poin 6. Pendidikan dan kesadaran sosial perlu ditingkatkan untuk mengurangi stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok manusia yang berbeda ras.

Untuk mengatasi masalah ras, pendidikan dan kesadaran sosial perlu ditingkatkan untuk mengurangi stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok manusia yang berbeda ras. Pendidikan dapat memperkenalkan konsep ras secara kritis dan membantu mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman manusia. Kesadaran sosial juga dapat membantu mengurangi stereotip dan prasangka negatif melalui dialog, kolaborasi, dan integrasi kelompok manusia yang berbeda ras.

Poin 7. Perbedaan ras dapat diatasi dan kelompok manusia dapat hidup dalam harmoni dan kesetaraan.

Perbedaan ras dapat diatasi dan kelompok manusia dapat hidup dalam harmoni dan kesetaraan. Hal ini dapat dicapai melalui pendekatan yang holistik dan inklusif serta melalui upaya untuk mengurangi stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok manusia yang berbeda ras. Dengan cara ini, kelompok manusia dapat hidup dalam harmoni dan kesetaraan, dan masyarakat dapat menjadi lebih inklusif dan adil bagi semua orang.